MEMBACA MAMPU MENUMBUHKAN KREATIVITAS
Dalam bukunya Quantum
Reading (2004:33-36), Hernowo menulis: Bahwa orang yang rajin membaca buku
dapat terhindar dari kerusakan jaringan otak dimasa tua. Ini menurut riset
mutakhir tentang otak. Bahkan, secara tegas, penelitian ini menyatakan bahwa
membaca buku dapat membantu seseorang untuk menumbuhkan saraf-saraf baru di
otak.
Teori sebelumnya
menyatakan, saraf-saraf baru di otak itu hanya berlangsung di usia dini hingga
tujuh tahun saja. Menurut Hernowo, teori ini juga benar. Namun, teori terbaru
menyatakan bahwa hingga akhir hayat, seseorang tetap masih mampu menumbuhkan
saraf baru dan membentuk jaringan saraf baru. Dan membaca, salah satunya
bermanfaat untuk hal yang satu ini.
Dengan menyitir pendapat
Jordan E. Ayan, Hernowo juga menulis tentang manfaat membaca untuk memicu daya
kreativitas kita. Menurut Ayan, “disepanjang hampir seluruh jenjang pendidikan,
kita diajari untuk membaca terutama untuk mencari dan mendapatkan informasi
atau berita, bukan untuk memahami bahwa membaca berpengaruh positif terhadap
kreativitas”. Kita banyak diajari ‘cara ampuh untuk membaca’, bukan ‘keampuhan
membaca’.
Sedangkan menurut Hernowo
berpendapat bahwa salah satu tujuan terpenting membaca adalah mengobarkan
gagasan dan upaya menumbuhkan kreativitas. Peristiwa membaca yang terbaik pada
hakikatnya adalah siklus hidup mengalirkan ide pengarang ke dalam diri kita,
dan pada gilirannya ide kita mengalir balik ke seluruh penjuru dunia dalam
bentuk benda yang kita hasilkan, pekerjaan yang kita lakukan, dan orang-orang
yang terkait dengan kita.
Di sisi lain, bahwa manfaat membaca terutama yang berdampak
bagi perkembangan sebagian besar jenis kecerdasan. Antara lain: pertama, membaca menambah kosakata dan
pengetahuan akan tata bahasa dan sintaksis. Yang lebih penting lagi, membaca
memperkenalkan kita pada banyak ragam ungkapan kreatif, dan dengan demikian
mempertajam kepekaan linguistik dan kemampuan menyatakan perasaan. Dengan
membaca, kita belajar mengenai metafora, implikasi, persuasi, sifat nada, dan
banyak unsur ekspresi lain – yang semuanya urgen bagi segala jenis
seniman, pelaku bisnis, peneliti, pelajar dan guru-. Kedua, banyak buku dan artikel yang mengajak kita untuk
berintrospeksi dan melontarkan pertanyaan serius mengenai nilai, perasaan dan
hubungan kita dengan orang lain. Buku-buku tertentu langsung membantu kita
menyelami perasaan dan pemikiran yang paling dalam. Bahkan koleksi novel
romantis, misteri, dan humor, secara tidak langsung turut mengembangkan
kecerdasan intrapersonal, mendesak kita untuk merenungkan kehidupan dan
mempertimbangkan kembali keputusan akan cita-cita hidup.
Membaca memicu imajinasi.
Buku yang baik mengajak kita membayangkan dunia serta isinya, lengkap dengan
segala kejadian, lokasi dan karakternya. Bayangan yang terkumpul dari tiap buku
ini melekat dalam pikiran, dan seiring berlalunya waktu, membangun sebuah
benteng jaringan ide dan perasaan yang menjadi dasar bagi ide kreatif. Bayangan
ini akhirnya menjadi dasar metafora yang kita tulis, gambar yang kita buat, dan
bahkan keputusan yang kita ambil.
Orang yang suka membaca biasanya lebih menonjol dan lebih
berprestasi. Di samping
itu, dengan wawasan dan pengetahuannya yang disebabkan oleh kebiasaan membaca,
seseorang relatif memiliki tingkat emosi yang stabil dan lebih dewasa. Demikian
juga dalam pergaulan, ia menjadi relatif lebih lugas dan luas bergaul, dan
lebih komunikatif. Kita pun banyak menjumpai orang yang suka membaca lebih
banyak memiliki gagasan maupun ide cemerlang, tentang apa pun, sehingga biasanya
sering dimintai pendapat atau solusi tentang persoalan yang terjadi.
Dan sebagaimana yang kita tahu, bahwa Islam pun menuntut
manusia muslim untuk banyak membaca sebagaimana ayat al-Qur’an yang Allah
wahyukan pun memerintahkan untuk membaca (Q.S Al-alaq: 1-5). Dengan membaca
manusia akan mampu memahami ayat-ayat Tuhan yang difirmankan baik ayat yang
tersurat maupun ayat yang tersirat.
Nah, demikian tentang manfaat membaca yang tidak hanya dapat
menambah wawasan dan pengetahuan, membaca pun dapat mendorong kreativitas
termasuk salah satu ‘obat awet muda’. Jadi, tidak ada alasan bagi kita untuk
tidak membaca. Ayo membaca !.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar